Kamis, 14 Februari 2013
Budidaya Tanaman Bawang Putih
1. Jenis-Jenis Bawang Putih
a. Lumbu hijau, potensi 8 - 10 ton umbi kering /ha, umur 95 - 125 hari, dan cocok ditanam pada ketinggian 900 - 1100 mdpl.
b. Lumbu kuning, potensi hasil 6 - 8 ton umbi kering/ha, umur 105 - 116 hari, dan cocok ditanam pada ketinggian 600 - 900 m dpl.
c. lumbuh putih, potensi hasil 6 - 8 ton umbi kering/ha, umur 90 - 114 hari, dan cocok ditanam pada ketinggian kurang dari 700 m dpl.
2. Syarat Tumbuh
a. Iklim
bawang putih yang tumbuh didataran tinggi menghendaki iklim kering dengan suhu 15 20 derajat celcius dengan curah hujan 120 - 240 mm/tahun.
b. Tanah
tanah yang cocok untuk tanaman bawang putih adalah tanah yang subur, gembur, dan banyak mengandung bahan organik. misalnya, regosol, latosol, dan alluvial dengan pH 6,7 - 7,0.
3. Persiapan Lahan
sebelum diadakan penanaman terlebih dahulu dilakukan persiapan lahan yaitu, tanah dibajak/dicangkul sedalam lebih kurang 30 cm. lalu dibuat bedengan dengan arah timur barat, ukuran lebar 120 cm, dan panjang sesuai kondisi lahan. tinggi bedengan lebih kurang 30 cm dan bagian tepi dipadatkan sedangkan jarak antar bedengan 40 cm. setelah itu taburkan pupuk kandang diatas bedengan dengan dosis 10 - 20 ton/ha kemudian bedengan dihaluskan, biarkan selama lebih kurang 2 minggu.
4. Penyiapan Bibit
bibit yang dipakai berasal dari tanaman yang tua, kulit umbi mengkilat, sehat, dan telah disimpan lebih dari 6 bulan dengan ukuran berkisar antara 1,1 - 2,0 g, pilih umbi yang keras dan mulus kemudian tiap umbi dipisahkan siung-siungnya sambil dikelaupas kulit luarnya.
5. Penanaman
sehari sebelum tanam, bedengan diberi pupuk SP-36 400 kg/ha dan KCL 325 kg/ha. dua macam pupuk tersebut ditebarkan secara merata diatas bedengan kemudian bedengan dihaluskan dengan cangkul dan disiram. sehari setelah pemupukan dasar, dilakukan penanaman. bibit dibenamkan 2/3 bagian yang tersisa sampai rata dengan dengan jarak tanam 20 x 20 cm, 20 x 15 cm atau 20 x 10 cm, tergantung varietas. setelah itu tanah disiram sampai cukup basah.
6. Pemeliharaan
a. Pengairan
sistem perakaran bawang putih sangat dangkal, sehingga perlu dijaga kelembapannya. tanah bedengan harus tetap basah, tetapi tidak tegenang. pemberian air dihentikan ketika menjelang panen.
b. Penyulaman
penyulaman terhadap bibit yang mati atau jelek pertumbuhannya dilakukan 1 minggu setelah tanam.
c. Pemupukan susulan
pemupukan susulan diberikan dengan dosis pupuk N, didataran tinggi 125-250 kg/ha, sedangkan didataran rendah 240 kg/ha. waktu pemberian pupuk saat tanam berumur 15,30 dan 45 hari setelah tanam, masing-masing 1/3 dosis.
d. Penyiangan
penyiangan dilakukan 2 kali, yaitu umur 2 dan 4 minggu setelah tanam. pada saat penyiangan sekaligus dilakukan pembumbunan.
7. Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama
Ulat Daun (Spodoptera Exigua)
merupakan hama yang paling banyak menyerang bawang putih. akibat serangannya dapat menurunkan hasil panen sampai 75%. ulat masuk ke daun dan memakan daun dari dalam hingga tinggal epidermis luar, sehingga daun berwarna putih transparan, akhirnya terkulai.
pengendalian dapat dilakukan dengan pergiliran tanaman dan waktu tanam yang serempak. selain itu, dapat dilakukan dengan pemasangan sex pheromone maupun penggunaan insektisida.
Penyakit
Penyakit Layu (Fusarium, sp)
penyakit layu disebabkan oleh jamur fusrium.
serangan diawali dengan kelayuan pada ujung daun yang kecoklatan, permukaannya basah dan lunak. penyakit layu juga dapat menyerang bawang putih yang ada di gudang.
pengendalian dapat dilakukan dengan pergiliran tanaman, waktu tanam seempak, dan penggunaan fungisida.
8. Panen
a. Umur panen
tanaman bawang putih sudah siap dipanen pada umur 90 - 120 hari setelah tanam, tergantung varietas. ciri-ciri tanaman siap panen, daun-daun mulai menguning dan mengering, pangkal batang tampak melemas dan rebah, serta umbinya maksimal dan keras.
b. Cara panen
cara panen bawang putih dapat dilakukan dengan mencabut atau mencongkel umbi
c. Pengeringan
bawang putih diikat kemudian dijemur, baru disimpan atau dijual
Tidak ada komentar:
Posting Komentar